Sejarah Baru Bank Syariah Indonesia, Jadi yang Terbesar di Indonesia

Sejarah Baru Bank Syariah Indonesia, Jadi yang Terbesar di Indonesia


PT Bank Syariah Indonesia Tbk (disingkat BSI) adalah Lembaga Perbankan Syariah. Bank ini resmi beroperasi mulai Senin, 1 Februari 2021, dahulu bernama Bank Jasa Arta, lalu diambil alih Bank Rakyat Indonesia, menjadi Bank Umum Syariah pada 2008. UUS Bank BRI digabung pada 2009. Kemudian Pada 1 Februari 2021, bank ini melakukan merger dengan Bank Syariah Mandiri dan BNI Syariah dan pada saat yang sama, berganti nama menjadi Bank Syariah Indonesia.


Hasil penggabungan itu, menjadikan bank yang dipimpin oleh Hery Gunardi ini sebagai bank syariah terbesar di Indonesia sekaligus menempatkannya dalam daftar 10 besar bank terbesar di Indonesia dari sisi aset.


Total aset BSI sampai dengan bulan Desember 2020 sekitar Rp 214,6 triliun, modal inti lebih dari Rp 22,60 triliun, total Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp 210 triliun, serta total pembiayaan Rp 157 triliun.


Dilihat dari jaringan layanannya, BNI Syariah saat ini 68 Kantor Cabang, 300 Kantor Cabang Pembantu, 13 Kantor Kas, 8 Kantor Fungsional, 23 Mobil Layanan Gerak, 55 Payment Point, 202 Mesin ATM BNI dan 1.500 Outlet.


Sedangkan BRI Syariah memiliki 57 Kantor Cabang, 215 Kantor Cabang Pembantu, 10 Kantor Kas, 12 Unit Mikro Syariah, 2.209 Kantor Layanan Syariah, 387 mesin EDC, 539 Mesin ATM, 25 Mobil ATM, 522 Laku Pandai.


Mandiri Syariah memiliki 1 Kantor Pusat dan 1.736 jaringan kantor yang terdiri dari 129 kantor cabang, 398 kantor cabang pembantu, 50 kantor kas, 1000 layanan syariah bank di Bank Mandiri dan jaringan kantor lainnya, 114 payment point, 36 kantor layanan gadai, 6 kantor mikro dan 3 kantor non operasional di seluruh propinsi di Indonesia, dengan akses lebih dari 200.000 jaringan ATM.


Sehingga, bila ditotal, BSI akan didukung oleh lebih dari 1.100 Kantor Cabang, sekitar 200.741 jaringan ATM yang tersebar di seluruh Nusantara.


Hal itu, membuat pemerintah optimis, BSI bisa menjadi top 10 bank syariah terbesar di dunia dari sisi kapitalisasi pasar dalam kurun waktu 5 tahun ke depan.


Pasca merger, Bank Hasil Penggabungan akan memiliki susunan kepengurusan yang diperkuat oleh 10 direksi. Berikut ini susunan komisaris dan direksi BSI sesuai hasil RUPSLB BRIS 15 Desember 2020:


Susunan Komisaris dan Direksi Bank Syariah Indonesia atau BSI



Komisaris
Komisaris Utama : Mulya E. Siregar
Komisaris : Suyanto
Komisaris : Masduki Baidlowi
Komisaris : Imam Budi Sarjito
Komisaris : Sutanto
Komisaris Independen : Bangun S. Kusmulyono
Komisaris Independen : M. Arief Rosyid Hasan
Komisaris Independen : Komaruddin Hidayat
Komisaris Independen : Eko Suwardi
Dewan Pengawas Syariah (DPS)
Ketua DPS : Mohamad Hidayat
Anggota DPS : Oni Syahroni
Anggota DPS : Hasanudin
Anggota DPS : Didin Hafidhuddin
Direksi
Direktur Utama : Hery Gunardi
Wakil Direktur Utama I : Ngatari
Wakil Direktur Utama II : Abdullah Firman Wibowo
Direktur Wholesale Transaction Banking : Kusman Yandi
Direktur Retail Banking : Kokok Alun Akbar
Direktur Sales and Distribution : Anton Sukarna
Direktur IT : Ahmad Syafii
Direktur Risk Management : Tiwul Widyastuti
Direktur Compliance and Human Capital : Tribuana Tunggadewi
Direktur Finance and Strategy : Ade Cahyo Nugroho


Beberapa poin penting dari terbentuknya BSI (Bank Syariah Indonesia)


Makna logo

Seiring legal merger, logo BSI pun diperkenalkan langsung oleh Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia, Hery Gunardi. 



Hery menjelaskan, logo perusahaan bernuansa hijau dan putih. Logo tersebut bertuliskan BSI dengan bintang berwarna kuning di ujung sebelah kanan dari tulisan. Di bawah tulisan BSI tersemat kata "Bank Syariah Indonesia". 


Adapun bintang berwarna kuning memiliki 5 sudut. Kelima sudut pada bintang itu merepresentasikan 5 sila pancasila dan 5 rukun islam.


"BSI jadi representasi Indonesia baik di tingkat nasional maupun di tingkat global. Logo BSI memiliki bintang bersudut 5, ini merepresentasikan 5 sila pancasila dan 5 rukun islam," ucap Hery. 


Kode saham BSI 

Nama BSI resmi menjadi nama pengganti dari BRI Syariah. BRI Syariah ini merupakan bank yang menerima penggabungan (survivor entity) dari 3 bank syariah BUMN. 


Dengan begitu, kode saham BSI di Bursa Efek Indonesia (BEI) menggunakan kode BRIS. 


Adapun komposisi pemegang saham terbesar jatuh kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dengan porsi 51,2 persen saham. Diikuti oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) 25,0 persen, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) 17,4 persen, DPLK BRI - Saham Syariah 2 persen, dan publik 4,4 persen.


Struktur pemegang saham tersebut berdasarkan perhitungan valuasi dari masing-masing bank peserta penggabungan. 


Rasio keuangan BSI 

Dengan merger, bank syariah terbesar di RI ini memiliki aset yang besar, yakni mencapai Rp 240 triliun dengan modal inti lebih dari Rp 22,6 triliun. Jumlah aset dan modal inti tersebut menempatkan Bank Hasil Penggabungan dalam daftar 7 besar bank terbesar di Indonesia dari sisi aset. 


BSI pun akan menjadi top 10 bank syariah terbesar di dunia dari sisi kapitalisasi pasar dalam 5 tahun ke depan. 


Dari sisi pembiayaan, pembiayaan yang disalurkan BSI mencapai Rp 157 triliun. Sementara kumpulan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp 157 triliun.


Hery bilang, BSI bakal menyasar seluruh segmen masyarakat lantaran ditunjang oleh sistem IT yang baik. Tercatat ada lebih dari 1.200 cabang dan 1.700 jaringan ATM, serta didukung oleh 20.000 orang karyawan yang tersebar di seluruh Indonesia. 


Segmen bisnis BSI 

Hery menuturkan, penggabungan 3 bank syariah BUMN bakal membuat BSI mampu menyasar seluruh segmen dari UMKM hingga korporasi. 


Sebab, ketiga bank syariah tersebut akan membawa ciri khas masing-masing dalam satu emiten. 


Di segmen ritel, BSI akan memiliki ragam solusi keuangan dalam ekosistem Islami, seperti terkait keperluan ibadah haji dan umrah, ZISWAF, pendidikan, kesehatan, remitansi internasional, dan layanan dan solusi keuangan lainnya berlandaskan prinsip syariah.


Sedangkan di segmen korporasi dan wholesale, BSI akan masuk ke dalam sektor-sektor industri yang belum terpenetrasi maksimal oleh perbankan Syariah. 


Perseroan akan menyasar investor global lewat produk-produk syariah. 


BSI pun yakin akan dapat turut membiayai proyek-proyek infrastruktur yang berskala besar dan sejalan dengan rencana Pemerintah dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia. 


Di segmen UKM dan Mikro, BSI mendukung para pelaku UMKM melalui produk dan layanan keuangan Syariah yang sesuai dengan kebutuhan UMKM. 


"Fokus BSI adalah menumbuhkan segmen UMKM dalam ekosistem yang terintegrasi melayani segmen ritel dan konsumer, serta mengembangkan segmen wholesale dengan produk yang inovatif, termasuk pengembangan bisnis global, seperti global sukuk," begitu kata Hery.


Sumber : 

https://finance.detik.com/moneter/d-5357755/jadi-yang-terbesar-di-ri-ini-profil-bank-syariah-indonesia

https://finansial.bisnis.com/read/20210127/231/1348808/beroperasi-1-februari-2021-ini-logo-dan-susunan-direksi-bank-syariah-indonesia

https://money.kompas.com/read/2021/02/02/091724726/serba-serbi-bank-syariah-indonesia-yang-perlu-diketahui

Load comments